Amanda Gryce (22) dari Florida menderita Syndrom Gairah Seksual Persistent (Persistent Sexual Arousal Syndrome/PSAS). Menurutnya, kehidupannya itu menjadi hancur karena orgasme terjadi berulang-ulang.
Pemicunya itu bisa apa saja yang sebenarnya tak terbayangkan, termasuk suara musik yang keras, mobil yang jalan, dan suara deringan ponsel. Dan serangan orgasme itu bisa terjadi di mana saja, termasuk ketika bersama teman-temannya dan ketika bekerja sebagai di toko produk bayi.
Kondisi langka yang dialaminya itu mulai muncul saat Gryce berusia delapan tahun. Dan pada usia 13 tahun, ia berusaha memerangi perasaan orgasme ketika sedang duduk di kelasnya selama pelajaran.
Meskipun PSAS jarang terjadi, dampaknya bisa buruk pada segelintir orang yang menderitanya.
Tahun lalu, Gretchen Molannen (39), dari Florida, melakukan bunuh diri setelah berjuang melawan kondisinya selama 16 tahun. Kabar yang dialami Molannen tentu menjadi sesuatu yang sulit bagi Gryce.
Dalam satu hari saja, Gryce harus melakukan masturbasi hingga 15 kali agar terbantu.
"Ini tidak menyenangkan. Anda bisa mengatakan sebagai penyiksaan. Kondisi ini mengendalikan kehidupan Anda sepenuhnya dan ini seperti mimpi buruk," ujar Gryce seperti dikutip Dailymail, Rabu (13/2/2013).
"Saya bisa memiliki 50 orgasme dalam satu hari dan lima atau sepuluh dalam waktu satu jam. Ini terjadi ketika saya dengan teman-teman saya atau di depan umum dan itu sangat memalukan".
"Itu membunuh saya. Saya hanya harus memasang senyum dan berpura-pura bahwa tidak ada yang salah".
"Orgasme seharusnya menjadi perasaan yang baik tapi saya mengalaminya setiap hari begitu lama, sekarang saya hidup dengan ketakutan dan malu".
Gryce mengatakan, saat dirinya merasa rendah, ia berpikir untuk bunuh diri. "Tapi saya meyakinkan diri sendiri kalau saya tidak akan pernah melakukan sesuatu seperti itu dan itu tak akan terjadi pada saya," ujarnya.
Gryce dibesarkan dengan agama yang kuat. Dalam sekolah Minggu disebutkan pikiran seksual dan masturbasi adalah dosa. Ia terlalu takut mengakui kondisinya pada siapa pun.
"Sebagai seorang anak, saya tidak tahu apa yang terjadi kepada saya. Saya pikir saya hanya terobsesi seks. Saya harus masturbasi untuk meringankan kondisi saya dan saya merasa bersalah setiap kali saya melakukannya".
Gryce tak mengetahui kondisinya sampai 2008 ketika ia mendengar PSAS di radio. Meskipun ia sudah menghubungi empat dokter yang berbeda untuk mencari bantuan, tak ada yang pernah mendengar kondisi tersebut.
Dan sejak itu, Gryce mencoba melanjutkan hidupnya. Pada 20 tahun, ia kehilangan keperawanannya setelah bertahun-tahun takut seks, namun kondisinya semakin buruk.
Gryce mengaku hingga kini ia belum mampu memiliki hubungan yang stabil karena laki-laki yang pernah dekatnya suka mengambil keuntungan atau mengintimidasi.
"Ketika saya kehilangan keperawanan, saya merasa emosional dan kecewa. Ini tidak membuat saya merasa lebih baik. Pria yang saya lihat bersimpati pada awalnya, tetapi kemudian menggunakan kondisi saya untuk mendapatkan seks lebih," katanya.
"Saya hanya berharap suatu hari akan lebih memahami kondisi ini dan cerita saya akan memberikan satu orang lain keberanian untuk mendapatkan dukungan.(Mel/Igw
oleh Melly Febrida
di liputan6.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar