croPLUS

BEDA TOLERANSI BERAGAMA DENGAN PLURALISME AGAMA

Sejak beberapa tahun yang lalu tepatnya 8 maret 2001 diIndonesia telah didirikan sebuah komunitas keagamaan yang diberi nama JIL (Jaringan Islam Liberal) Yang dimotori oleh Ulil Abshar Abdallah salah satu menantu seorang ulama besar diIndonesia. Sebagaimana kita ketahui komunitas ini mengangkat salah satu misi Toleransi beragama yang kebablasan (pluralisme agama), saya katakan toleransi kebablasan karena komunitas ini berideologi bahwasanya semua agama itu sama atau semua agama itu benar. Ideologi ini hampir sama dengan apa yang hendak diangkat oleh Anand Khrisna seorang guru meditasi disebuah asrama meditasi yang dikenal dengan sebutan Anan Ashram yang sekaligus seorang penulis yang sempat buron karena terkena kasus pelecehan seksual pada awal 2010 dan resmi ditahan dilapas cipinang pada pertengahan Pebruari 2013 yang lalu seperti diberitakan kompas.com.

Didalam salah satu bukunya yang berjudul MEDITASI yang saya lupa kapan diterbitkannya karena buku tersebut hilang, didalam buku tersebut digambarkan orang beragama itu layaknya pedagang gandum dan tuhan adalah pembeli yang sedang menunggu dipasar, pedagang gandum boleh lewat dimana saja untuk bisa sampai kepasar karena pembeli nantinya tidak akan bertanya dari mana pedagang tersebut lewat? melainkan bagaimana kwalitas gandumnya?. Begitu juga tuhan tidak akan menanyakan apa agamamu tapi bagaimana kwalitas ibadahmu?.
Ideologi seperti inilah yang saya sebut dengan Toleransi kebablasan atau pluralisme agama, rasionalnya saat seseorang mengakui kebenaran agama lain diluar agamanya, itu artinya secara tidak langsung dia telah meragukan kebenaran agamanya itu sendiri. Karena Klaim kebenaran atas satu agama terhadap agama lain adalah bagian yang inhern pada setiap pemeluk agama dan keyakinan. Maka sudah seharusnya klaim kebenaran terhadap agama kita sendiri menjadi bagian aqidah yang harus dipegang teguh sebagai orang yang beriman.
Mari kita bahas apa itu toleransi beragama dan apa itu pluralisme agama.
Sebagimana kita ketahui sejak jaman SD dulu toleransi bermakna saling menghormati (mutual respect) antar sesama, maka toleransi bergama berarti saling menghormati antar sesama pemeluk agama. Toleransi beragama ini haruslah jelas batasannya sehingga tidak menjadi pengaburan aqidah antar sesama pemeluk agama, toleransi beragama yang dimaksud sifatnya hanya sebatas menjaga kerukunan antar umat beragama semisal memberi kebebasan kepada pemeluk agama lain untuk melaksanakan ritual ibadahnya, tidak sampai pada pengakuan akan kebenaran agama tersebut. Toleransi beragama seperti inilah yang dirumuskan sendiri oleh Allah dengan sangat gamblang pada Akhir surat Al Kafirun: “Untukmu agamamu dan untukku agamaku”.
Sedangkan makna pluralisme agama yang kemudian menjadi ideologi kaum liberalis adalah “Suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relatif; oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama yang lain salah. Pluralisme juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup dan berdampingan di surga”. Pluralisme agama yang bermakna inilah yang kemudian dilarang oleh MUI sejak tanggal 28 Juli 2005.
Pluralisme terdiri dari dua suku kata yaitu plural (beragam) dan isme (paham) jadi Pluralisme agama adalah keberagaman paham keagamaan atau kondisi hidup bersama (koeksistensi) antar agama (dalam arti yang luas) yang berbeda-beda dalam suatu komunitas dengan tetap mempertahankan ciri-ciri spesifik atau ajaran masing-masing agama (Anis Malik Thoha). Secara tata bahasa pluralisme agama tidak ada masalah, hal ini kemudian menjadi masalah besar manakala dimaknai dengan pemaknaan seperti yang telah dilarang oleh MUI diatas yang justru pemaknaan seperti itulah yang kemudian dijadikan sebagai ideologi kaum liberalis yang sangat bertentangan dengan Alquran, yang dalam beberapa ayatnya menyebutkan tentang bahwasanya hanya islamlah agama Allah dan tidak ada agama yang diridloi Allah kecuali Islam, misalnya seperti yang difirmankan Allah dalam surat Ali Imron ayat 19: “sesungguhnya agama yang diridlai disisi Allah adalah Islam”.
Dalam surat Ali Imron Ayat 85: “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima (agama itu) dan dia di akherat termasuk golongan yang merugi” .
Dan dalam surat Al Ma’idah Ayat 3: “pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu”.
Pluralisme agama ini menjadi semakin tidak rasionalis karena sepengetahuan saya tidak ada satu agamapun yang ada didunia yang mengakui kebenaran agama selain agama yang dianut. Dari sudut pandang sejarah islam kaum muslimin harus meyakini bahwa tidak ada agama yang diturunkan Allah selain Islam karena Alquran tidak pernah menyebut agama dengan kata jamak “Ad-dian” tapi dengan kata tunggal yaitu “Ad-din” yang artinya Alquran tidak mengakui adanya agama selain islam. Selain itu Allah tidak mungkin membuat agama dengan nama makhluk. Adapun firman Allah dalam surat Al Baqarah Ayat 3: “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari Kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. Dan pada surah Al Maidah ayat 69: “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar saleh, Maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. Tidak bisa dijadikan dalil bahwasanya Allah menurunkan agama seperti disebut dalam 2 ayat diatas tersebut, karena selain kedua ayat tersebut tidak menyebutkan yahudi dan nasrani tersebut sebagai sebuah agama, Allah juga tidak mungkin membuat agama dengan menggunakan nama makhluk. Sebagaimana yahudi diambil dari nama yahuda salah seorang putra nabi Ya’kub as. Dan nasrani diambil dari nama sebuah kota bernama nazareth. Jadi yahudi dan nasrani tersebut bukanlah sebuah agama melainkan sebuah syariat yang kemudian diagamakan oleh masyarakat yang beriman waktu itu yang kemudian disebut dengan nama yahudi dan nasrani. Jadi kaum yahudi dan nasrani yang beriman dan memegang teguh syariat diwaktu itulah yang dimaksudkan pada 2 ayat diatas. Mereka dibenarkan oleh Allah waktu itu, saya ulangi waktu itu karena imannya dan amal shalehnya bukan karena yahudi dan nasraninya. Adapun setelah islam diturunkan mereka harus berevolusi kepada islam secara keseluruhan karena islam sebagai penyempurna syariat yang berlaku sebelumnya.

Kesimpulannya toleransi beragama bukanlah pluralisme agama yang beranggapan semua agama itu benar atau semua agama itu sama. Agama kita benar menurut keyakinan kita dan biarlah pemeluk agama lain menganggap agama mereka benar menurut mereka, saya ulangi benar menurut mereka tidak menurut kita.

Wallahu a’lam
Semoga bermanfaat
Sumber http://warkopmbahlalar.com/6640/beda-toleransi-beragama-dengan-pluralisme-agama/
Baca Selengkapnya >>

Ayat Alquran Dirubah Pada Aplikasi Apple & Android


Ayat Alquran Dirrubah Pada Aplikasi Apple & Android
Nama Aplikasi ini adalah "The Holy Quran Arabic text and English translation". Direalease oleh Apple App Store Beberapa Waktu yang lalu. Tidak banyak yang tahu tentang hal ini. oleh karenanya diharapkan kabar ini dibagikan kepada saudara muslim yang lain.

Perubahan atau lebih tepatnya Penambahan Kata/Kalimat yang dimaksud terdapat pada Surah Ali Imron Ayat 7 Juz 3, Silahkan lihat gambar diatas.

Diperkirakan aplikasi ini dibuat oleh Ahmadiyah dan Qadiani dan Ayat-ayat al-Quran dalam versi ini diterjemah oleh Maulvi Sher Ali dan Ahmadiyyah Muslim Communit seperti yang tertulis dalam hak cipta di iPhone App Store ini.


Kabar ini saya dapatkan dari Teman Facebook saya dan berikut link post originalnya Dr. Tengku Asmadi bin T. Mohamad

 Mohon disebarkan!
Baca Selengkapnya >>

Inilah Sang Pencipta Syiir Tanpo Waton Yang Dipopulerkan Gusdur

 
Inilah Sang Pencipta Syiir Tanpo Waton Yang Dipopulerkan Gusdur

Sudah beberapa tahun ini gelegar Syiir Tanpo Waton terdengar mengumandang di setiap sudut sudut musholla maupun di tempat-tempat peribadatan Islam lainnya, tak hanya itu mungkin ribuah bahkan jutaan umat Islam memiliki lagu Syiir ini, dengan bait bait Syiir yang mempunyai makna dalam dan begitu menyejukan sekaligus mengingatkan pada realita saat ini, jadi tak ayal lagi dengan hadirnya Syiir ini mampu menjawab sebuah tantangan kehidupan yang semakin rusak dan mendekati kebobrokan. Namun dari ketenaran dan kebesaran Syiir ini masih banyak sekali sudut sudut kontroversi tentang siapa yang menciptakan dan melantunkaan Syiir ini. Satu sisi banyak sekali pihak yang mengatakan ini adalah karya besar dari KH. Abdurahman Wahid (Gus Dur), namun juga hingga saat ini tidak ada bukti yang nyata tentang kebenaran fakta ini. Lantas dari berbagai keraguan dan keinginan untuk mencari fakta kebenaran tentang misteri pencipta Syiir yang begitu dahsyat ini, maka di edisi Majalah Tebuireng kali ini mengangkat satu sosok yang memang sudah ditunggu tunggu kehadiranya di rubrik ini yaitu KH. Nizam As-shofa, sang pencipta dan pelantun Syiir Tanpo Waton. Lantas bagaimana cerita tentang awal pembuatan Syiir ini dan kandungan kandungan pesan moral yang terdapat di setiap bait bait indahnya. Maka pada 28 Oktober 2011 Wartawan Majalah Tebuireng ( Prio Nur ) berkunjung di kediaman beliau, tepatnya di Pesantren Darul Shofa Wal Wafa Desa Tanggul Wonoayu Krian Sidoarjo. Dan demikianlah kutipan ringkas hasil wawancara bersama beliau.

Jadi begini Gus, ada yang menarik dari Gus Nizam sehingga membuat Guz Nizam selalu menjadi pembicaraan khusus oleh masyarakat masyarakat umum, tak lain yaitu karena karya Syiir Guz Nizam “Syiir Tanpo Waton” yang meledak hebat, bahkan hampir semua kaum Muslimin mempunyai Syiir itu, nah, sebenarnya kapan Gus Nizam menciptakan Syiir ini, beserta latar belakangnya ?

Saya mulai menciptakan Syiir ini pada tahun 2004, dan yang melatar belakangi saya untuk membuat Syiir ini adalah awalnya karena semakin banyaknya golongan garis keras yang mengatasnamakan Islam dan dari kepekaan membaca kondisi umat Islam saat ini kok tidak sesuai dengan kualitas umat Islam pada jaman Sahabat dulu. Sekarang ini banyak sekali para Kyai,para Ulama, pada sisi keikhlasan, keseriusan, ke wira’inya sepertinya kok jauh sekali dari kualitas Ulama’ jaman dulu. Dan awalnya dulu begini, saya sering sekali kholwat menyendiri di kamar, dan karena saya ini seneng sekali dengan budaya budaya jawa seperti wayang dll, tetapi sebenernya Syiir ini tercipta karena saya itu kalau setelah pengajian selesai menginginkan ada satu lagu yang bisa dinyanyikan bersama. Jadi seperti itu, nah melalui proses demi proses akhirnya selesailah Syiir ini hingga saat ini bisa di lantunkan oleh orang orang banyak, dan untuk kata katanya itu adalah hasil dari pemahaman saya dari kajian yang saya dapatkan dari guru saya, sebenarnya dulu ada 17 bait namun sekarang saya sederhanakan menjadi 13 bait.

Syiir Tanpo Waton ini ketika dilihat dari sudut makna nya Gus, setiap baitnya mempunyai makna dan memerlukan tafsiran yang panjang, dan sebenarnya makna global sebagai pesan moral yang bisa diambil dri syiir ini apa saja Gus ?

Jadi begini, kita harus benar benar mentauhidkan Allah, menyatukan segenap sel sel partikel atom dalam tubuh ini agar selalu kontak dengan Allah. Dan kita belajar untuk berhenti melihat aib aib dan kekurangan dari orang lain dan kita harus selalu sibuk melihat aib kita sendiri bukan aib orang lain, ya sebenernya di tiap tiap bait itu ada pesan moral yang sarat sekali ketika kita membahasnya.

Kalau melihat satu bait saja didalam Syiir Tanpo Waton karyanya panjenengan Gus, ada satu bait yang saya kira ini menimbulkan banyak kontroversi, baik dikalangan Ulama’ maupun masyarakat awal, yaitu bait yang berbunyi “ Kafire dewe ra digatekne”. Nah bagaimana penjelasan dari bait ini Gus, bukannya devinisi orang kafir itu adalah orang orang yang bukan Islam ?

Sering kali kita ini dan saya menemukan perenungan. Kenapa ya kita ini dengan mudahnya melihat kekurangan, kelemahan dari orang lain tanpa pernah kita melihat kekurangan dan kelamahan diri sendiri. Mudah sekali kita menyalahkan orang lain, menjelek jelekan orang lain, menganggap orang lain itu sesat bahkan kita mengkafir orang lain. Ya itu berlandas karena dari awal kami mendirikan Majlis Ta’lim kami selalu di cap kafir, melenceng dari ajaran Islam padahal mereka belum melihat realitanya. Padahal mereka juga tau tentang hadis yang berbunyi “barang siapa yang menuduh saudaranya kafir, maka dialah yang kafir”. Tetapi kita sebenarnya dalam memaknai kafir pemahaman kita perlu untuk diluruskan. Karena sebenarnya bisa dikatakan orang kafir adalah orang yang mengkufuri nikmat. Ketika kita diberi nikmat tetapi kita tak bersyukur maka kita bisa disebut kufur nikmat , kemudian juga ketika hati kita resah dan gelisan kita terllau mencintai dunia maka kita juga itu sudah dalam kedaan kafir, bahkan Rasulullah sendiri menyebutkan bahwa kadang kadang kimanan kita ini naik turun. Sering kali kita itu sore mukmin pagi kafir, ya kufur nikmat dan ini bisa menjangkin semua manusia dan jin, kafir kan sifatnya dan ini bisa terjadi kapan saja. Dan ketika kita mengeluh kepada selain Allah pada saat itu juga kita kafir ya walaupun KTP nya Islam, karena sebenarnya banyak sekali orang Islam tetapi belum Islam.

Sebelumnya maaf Gus, Bisa dikatakan Syiir Tanpo Waton itu meledak setelah wafatnya Gus Dur, dan banyak sekali orang yang yang belum mengetahui sebenrnya panjenenganlah yang menciptakan dan melantunkan lagu syiir itu. Mereka semua yakin bahwa ini adalah karya terbesar dari mendiang Gus Dur sebelum beliau wafat, lantas bagaimana tanggapan dari Gus Nizam sendiri ?

Saya pribadi sebenarnya tidak pernah mempersoalkan tentang itu, bahkan saya bangga ketika Syiir Tanpo Waton ini dinisbatkan kepada satu tokoh yang sangat saya kagumi ketika saya kecil sampai sekarang. Dan saya tidak mempersoalkan tentang itu kan yang penting bisa diterima oleh masyarakat muslim. Bahkan soal Syiir ini sebenarnya kalau ada orang yang ingin merasa memiliki saya pribadi tidak akan mempersoalkan tentang ini, monggo. Tetapi begini, awal dari meledaknya Syiir ini adalah awalnya ketika ada pengajian di Malang yang dikaji oleh salah satu Kyai disana dan beliau membawa VCD yang diberi nama Gus Dur Bersyiir beserta diwajibkan kepada Jama’ahnya untuk melantunkannya dan setelah ini berkembang hingga saat ini. Toh sebenarnya saya tidak masalah Syiir Tanpo Waton ini mau diakui oleh siapapun. Tetapi malahan pengurus pengurus pesantren disinilah dan dari Jama’ah saya yang menjadi pengacara yang tidak terima ketika Syiir ini di nisbatkan oleh orang lain, sehingga mereka menghakpatenkan Syiir ini agar tidak ada lagi yang mengaku lagi, kalau saya sendiri ya tidak ada apa apa dan sama sekali tidak masalah tentang siapapun yang mau mnisbatkan Syiir ini.

Dan yang terakhir Gus, pesan pesan panjenegan untuk semua kalangan terutama untuk para santri yang sedang menuntut ilmu di pesantren ?

Kenalilah Allah, pesan saya monggo melahirkan jiwa Muhammad dan mewujudkan pakartining Gusti, melahirkan jiwa Muhammad yaitu yang suka sesuatu yang positif tetapi tidak menyukai yang negatif. Contohnya suka menolong tapi tidak suka ditolong, suka memberi tapi tidak suka diberi, suka memberi tapi tidak suka diberi, mengasihi tapi tidak suka dikasihi. Harus punya jiwa kesatria, suka dihina juga tapi tidak suka menghina dan ini bukan lantaran pengen dihina tetapi selalu tabah dan lapang dada, ingatlah ketika kita menegakan kebenaran pasti akan banyak sekali halangan halangan yang menghadang kepada kita yang selalu menghina kita dan pasti siapa yang berjalan di jalan kebenaran pasti akan banyak sekali yang menfitnah dan menghalangi. Rosulullah saja selalu mendapatkan kejelekan kejelekan seperti ini, padahal cara Nabi Muhammad saat itu sangat arif, bijak, damai dalam berdakwahnya. Dan ketika kita benar benar hanya bergantung kepada Allah maka kita tidak akan pernah takut dalam menegakan kebenaran dan menghadapi musuh musuh yang mengganggu. “ ngelahiraken jiwa muhammad lan mujudaken pakartine Gusti”.(Pr)

Kontributor : Prio Nur (Pimpinan Redaksi Majalah Tebuireng)
Wawancara lengkap bisa dilihat di http://tebuireng.org
Baca Selengkapnya >>

Nasehat Syaich Hasyim Asy'ari Bagi Para Pencari Ilmu


Nasehat Syaich Hasyim Asy'ari Bagi Para Pencari Ilmu
Tebuireng.org - Dalam Kitab-nya Adabul 'Alim wal Muta'allim, KH. M. Hasyim Asy'ari merangkum etika-etika santri atau pelajar sebagaimana berikut:

Pertama, seorang santri hendaknya membersihkan hatinya dari segala hal yang dapat mengotorinya seperti dendam, dengki, keyakinan yang sesat dan perangai yang buruk.
Hal itu dimaksudkan agar hati mudah untuk mendapatkan ilmu, menghafalkannya, mengetahui permasalahan-permasalahan yang rumit dan memahaminya.

Kedua, hendaknya memiliki niat yang baik dalam mencari ilmu, yaitu dengan bermaksud mendapatkan ridho Allah, mengamalkan ilmu, menghidupkan syariah Islam, menerangi hati dan mengindahkannya dan mendekatkan diri kepada Allah. Jangan sampai berniat hanya ingin mendapatkan kepentingan duniawi seperti mendapatkan kepemimpinan, pangkat, dan harta atau menyombongkan diri di hadapan orang atau bahkan agar orang lain hormat.

Ketiga, hendaknya segera mempergunakan masa muda dan umurnya untuk memperoleh ilmu, tanpa terpedaya oleh rayuan "menunda-nunda" dan "berangan-angan panjang", sebab setiap detik yang terlewatkan dari umur tidak akan tergantikan. Seorang santri hendaknya memutus sebisanya urusan-urusan yang menyibukkan dan menghalang-halangi sempurnanya belajar dan kuatnya kesungguhan dan keseriusan menghasilkan ilmu, karena semua itu merupakan faktor-faktor penghalang mencari ilmu.

Keempat, menerima sandang pangan apa adanya sebab kesabaran akan ke-serba kekurangan hidup, akan mendatangkan ilmu yang luas, kefokusan hati dari angan-angan yang bermacam-macam dan hikmah hikmah yang terpancar dari sumbernya.
Imam As-Syafi'i Ra berkata, tidak akan bahagia orang yang mencari ilmu disertai tinggi hati dan kemewahan hidup. Tetapi yang berbahagia adalah orang yang mencari ilmu disertai rendah hati, kesulitan hidup dan khidmah pada ulama.

Kelima, pandai membagi waktu dan memanfaatkan sisa umur yang paling berharga itu. Waktu yang paling baik untuk hafalan adalah waktu sahur, untuk pendalaman pagi buta, untuk menulis tengah hari, dan untuk belajar dan mengulangi pelajaran waktu malam. Sedangkan tempat yang paling baik untuk menghafal adalah kamar dan tempat-tempat yang jauh dari gangguan. Tidak baik melakukan hafalan di depan tanaman, tumbuhan, sungai dan tempat yang ramai.

Keenam, makan dan minum sedikit. Kenyang hanya akan mencegah ibadah dan bikin badan berat untuk belajar. Di antara manfaat makan sedikit adalah badan sehat dan tercegah dari penyakit yang di akibatkan oleh banyak makan dan minum, seperti ungkapan syair yang artinya:
"Sesungguhnya penyakit yang paling banyak engkau ketahui berasal dari makanan atau minuman."
Hati dikatakan sehat bila bersih dari kesewenang-wenangan dan kesombongan. Dan tidak seorangpun dari para wali, imam dan ulama pilihan memiliki sifat atau disifati atau dipuji dengan banyak makannya. Yang dipuji banyak makannya adalah binatang yang tidak memiliki akal dan hanya dipersiapkan untuk kerja.

Ketujuh, bersikap wara' (mejauhi perkara yang syubhat 'tidak jelas ' halal haramnya) dan berhati-hati dalam segala hal. Memilih barang yang halal seperti makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal dan semua kebutuhan hidup supaya hatinya terang, dan mudah menerima cahaya ilmu dan kemanfaatannya. Hendaknya seorang santri menggunakan hukum-hukum keringanan (rukhsoh) pada tempatnya, yaitu ketika ada kebutuhan dan sebab yang memperbolehkan. Sesungguhnya Allah senang bila hukum rukhsohnya dilakukan, seperti senangnya Allah bila hukum 'azimahnya (hukum sebelum muncul ada sebab rukhsoh) dikerjakan.

Kedelapan, meminimalisir penggunaan makanan yang menjadi penyebab bebalnya otak dan lemahnya panca indera seperti buah apel yang asam, buncis dan cuka. Begitu juga dengan makanan yang dapat memperbanyak dahak (balgham) yang memperlambat kinerja otak dan memperberat tubuh seperti susu dan ikan yang berlebihan. Hendaknya seorang santri menjauhi hal-hal yang menyebabkan lupa seperti makan makanan sisa tikus, membaca tulisan di nisan kuburan, masuk di antara dua unta yang beriringan dan membuang kutu hidup-hidup.

Kesembilan, meminimalisir tidur selama tidak berefek bahaya pada kondisi tubuh dan kecerdasaan otak. Tidak menambah jam tidur dalam sehari semalam lebih dari delapan jam. Boleh kurang dari itu, asalkan kondisi tubuh cukup kuat. Tidak masalah mengistirahatkan tubuh, hati, pikiran dan mata bila telah capek dan terasa lemah dengan pergi bersenang-senang ke tempat-tempat rekreasi sekiranya dengan itu kondisi diri dapat kembali (fresh).

Kesepuluh, meninggalkan pergaulan karena hal itu merupakan hal terpenting yang seyogyanya di lakukan pencari ilmu, terutama pergaulan dengan lain jenis dan ketika pergaulan lebih banyak-main-mainnya dan tidak mendewasakan pikiran. Watak manusia itu seperti pencuri ulung (meniru perilaku orang lain dengan cepat) dan efek pergaulan adalah ketersia-siaan umur tanpa guna dan hilang agama bila bergaul dengan orang yang bukan ahli agama. Jika seorang pelajar butuh orang lain yang bisa dia temani, maka hendaknya dia jadi teman yang baik, kuat agamanya, bertaqwa, wara ', bersih hatinya, banyak kebaikannya, baik harga dirinya (muru'ah), dan tidak banyak bersengketa: bila teman tersebut lupa dia ingatkan dan bila sudah sadar maka dia tolong. 

(Diterjemahkan dari kitab "Adabul 'Alim wal Muta' allim" karya KH. M. Asy'ari)
*Tulisan ini dimuat di Majalah Tebuireng Edisi: 19/Januari-Februari 2012
Baca Selengkapnya >>

Riwayat Singkat KH ABDURRAHMAN WAHID (GUS DUR)


Riwayat Singkat KH ABDURRAHMAN WAHID (GUS DUR)




Nama                      : Abdurrahman Wahid
Jabatan                    : Presiden Republik Indonesia (1999 – 2001)
Saudara kandung : Aisyah, Shalahuddin, Umar, Khadijah, Hasyim.
Nama Istri              : Hj Sinta Nuriyah
Nama Anak            : Alissa Qotrunnad, Zannuba Arifah, Chafsoh, Anita Hayatinnufus, Inayah Wulandari.

PENDIDIKAN:


  • 1957 - 1959 Pesantren Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah

  • 1957 - 1963 PESANTREN Tambakberas, Jombang, Jawa Timur.

  • 1964 - 1966 Al-AzharUnifersitas, Cairo,Mesir, Fakultas Syari’ah(Kuliyatus Syariah)

  • 1966 – 1970 Universitas mBagdad, Irak, Fakultas Adab Jurusan Sastra Arab


KARIR:


  • 1972 – 1974 Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Hasyim Asy’ari, Jombang

  • 1974 – 1980 Sekretaris Umum Pesantren Tebuireng

  • 1980 -  1984 Katib Awal PBNU

  • 1989 – 1993 Anggota MPR RI

  • 1998 Ketua Dewan Syura DPP PKB

  • 1984 – 1999 Ketua Umum PBNU

  • 1999 – 2001 Presiden Republik Indonesia


PENGHARGAAN:


  • 2010 Lifetime Achievement Award dalam Liputan 6 Award 2010

  • 2010 Bapak Ombudsman Indonesia oleh Ombudsman RI

  • 2010 Tokoh Pendidikan oleh Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulma

  • 2010 Mahendradatta Award 2010 oleh UniversitasMahendradatta, Denpasar, Bali

  • 2008 Penghargaan sebagai tokoh pluralisme oleh Simon Wiesenthal Center

  • 2006 Tafsir Awardoleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI)

  • 2004 Didaulat sebagai “Bapak Tionghoa” oleh beberapa tokoh Tionghoa Semarang

  • 2004 Anugrah Mpu Pradah, DPP Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia

  • 2004 The Culture of Peace Distinguished AWARD 2003, Internasional Culture of Peace Project Religions for Peace, Trento, Italia

  • 2003 Global Tolerance Award, Friends of the United Nation, New York, Amerika Serikat

  • 2003 World Peace Prize Award, World Peace Prize Awarding Council (WPPAC), Seoul, Korea Selatan

  • 2003 Dre to Fail Award, Billi PS Lim, Penulis Buku PALING LARIS “Dare to fail”, Kuala Lumpur, Malaysia

  • 2002 Pin Emas NU, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama

  • 2002 Gelar Kanjeng Pangeran Aryo (KPA), Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwono XII, Surakarta, Jawa Tengah

  • 2001 Public Service Award, Universitas Columbia, New York, Amerika Serikat

  • 2000 Ambassador of Peace, International and interreligious Federationfor World Peace (IIFWP), New Yprk, Amerika Serikat

  • 2000 Paul Harris Fellow, The Rotary Foundation of Rotary International

  • 1998 Man of The Year, Majalah REM, Indonesia

  • 1993 MagsaysayAward, Manila, Filipina

  • 1991 Islamic Missionary Award, Pemerintah Mesir

  • 1990 Tokoh 1990, Majalah Editor, Indonesia


DOKTOR KEHORMATAN:


  • Doktor Kehormatan Bidang Filsafat Hukum dari Universitas Thammasat, Bangkok Thailand (2000)

  • Doktor Kehormatan dari Asian Instituteof Technology, Bangkok Thailand(2000)

  • Doktor Kehormatan bidang Ilmu Hukum dan Politik, Ilmu Ekonomi dan Manajemen, dan Ilmu Humanioradari Pantheon universitas Sorbonne, Paris, Perancis (2000)

  • Doktor Kehormatan dari Unversitas Chulalongkorn, Bangkok Thailand (2000)

  • Doktor Kehormatan dari Universitas Twente, Belanda (2000)

  • Doktor Kehormatan dari Universitas Jawaharlal Nehru, India(2000)

  • Doktor Kehormatan dari Universitas Soka Gakkai, Tokyo, Jepang (2002)

  • Doktor Kehormatan bidang Kemanusiaan dari Universitas Netanya, Israel (2003)

  • Doktor Kehormatan bidang Hukumdari UniversitasKonkuk, Seoul, Korea Selatan (2003)

  • Doktor Kehormatan dari Universitas Sun Moon, Seoul, Korea Selatan (2003)




Disadur dari Majalah Aula Edisi Januari 2013

Halaman 18
 
Baca Selengkapnya >>

Jika Anda Menyukai Artikel-Artikel Di Blog Ini Silahkan Masukkan Email Anda Untuk Mendapatkan Update Blog Ini

Masukkan Email