Inilah Sang Pencipta Syiir Tanpo Waton Yang Dipopulerkan Gusdur |
Sudah beberapa tahun ini gelegar Syiir Tanpo Waton terdengar mengumandang di setiap sudut sudut musholla maupun di tempat-tempat peribadatan Islam lainnya, tak hanya itu mungkin ribuah bahkan jutaan umat Islam memiliki lagu Syiir ini, dengan bait bait Syiir yang mempunyai makna dalam dan begitu menyejukan sekaligus mengingatkan pada realita saat ini, jadi tak ayal lagi dengan hadirnya Syiir ini mampu menjawab sebuah tantangan kehidupan yang semakin rusak dan mendekati kebobrokan. Namun dari ketenaran dan kebesaran Syiir ini masih banyak sekali sudut sudut kontroversi tentang siapa yang menciptakan dan melantunkaan Syiir ini. Satu sisi banyak sekali pihak yang mengatakan ini adalah karya besar dari KH. Abdurahman Wahid (Gus Dur), namun juga hingga saat ini tidak ada bukti yang nyata tentang kebenaran fakta ini. Lantas dari berbagai keraguan dan keinginan untuk mencari fakta kebenaran tentang misteri pencipta Syiir yang begitu dahsyat ini, maka di edisi Majalah Tebuireng kali ini mengangkat satu sosok yang memang sudah ditunggu tunggu kehadiranya di rubrik ini yaitu KH. Nizam As-shofa, sang pencipta dan pelantun Syiir Tanpo Waton. Lantas bagaimana cerita tentang awal pembuatan Syiir ini dan kandungan kandungan pesan moral yang terdapat di setiap bait bait indahnya. Maka pada 28 Oktober 2011 Wartawan Majalah Tebuireng ( Prio Nur ) berkunjung di kediaman beliau, tepatnya di Pesantren Darul Shofa Wal Wafa Desa Tanggul Wonoayu Krian Sidoarjo. Dan demikianlah kutipan ringkas hasil wawancara bersama beliau.
Jadi begini Gus,
ada yang menarik dari Gus Nizam sehingga membuat Guz Nizam selalu menjadi
pembicaraan khusus oleh masyarakat masyarakat umum, tak lain yaitu karena karya
Syiir Guz Nizam “Syiir Tanpo Waton” yang meledak hebat, bahkan hampir semua
kaum Muslimin mempunyai Syiir itu, nah, sebenarnya kapan Gus Nizam menciptakan
Syiir ini, beserta latar belakangnya ?
Saya mulai
menciptakan Syiir ini pada tahun 2004, dan yang melatar belakangi saya untuk
membuat Syiir ini adalah awalnya karena semakin banyaknya golongan garis keras
yang mengatasnamakan Islam dan dari kepekaan membaca kondisi umat Islam saat
ini kok tidak sesuai dengan kualitas umat Islam pada jaman Sahabat dulu.
Sekarang ini banyak sekali para Kyai,para Ulama, pada sisi keikhlasan,
keseriusan, ke wira’inya sepertinya kok jauh sekali dari kualitas Ulama’ jaman
dulu. Dan awalnya dulu begini, saya sering sekali kholwat menyendiri di kamar,
dan karena saya ini seneng sekali dengan budaya budaya jawa seperti wayang dll,
tetapi sebenernya Syiir ini tercipta karena saya itu kalau setelah pengajian
selesai menginginkan ada satu lagu yang bisa dinyanyikan bersama. Jadi seperti
itu, nah melalui proses demi proses akhirnya selesailah Syiir ini hingga saat
ini bisa di lantunkan oleh orang orang banyak, dan untuk kata katanya itu
adalah hasil dari pemahaman saya dari kajian yang saya dapatkan dari guru saya,
sebenarnya dulu ada 17 bait namun sekarang saya sederhanakan menjadi 13 bait.
Syiir Tanpo Waton
ini ketika dilihat dari sudut makna nya Gus, setiap baitnya mempunyai makna dan
memerlukan tafsiran yang panjang, dan sebenarnya makna global sebagai pesan
moral yang bisa diambil dri syiir ini apa saja Gus ?
Jadi begini, kita
harus benar benar mentauhidkan Allah, menyatukan segenap sel sel partikel atom dalam
tubuh ini agar selalu kontak dengan Allah. Dan kita belajar untuk berhenti
melihat aib aib dan kekurangan dari orang lain dan kita harus selalu sibuk
melihat aib kita sendiri bukan aib orang lain, ya sebenernya di tiap tiap bait
itu ada pesan moral yang sarat sekali ketika kita membahasnya.
Kalau melihat satu
bait saja didalam Syiir Tanpo Waton karyanya panjenengan Gus, ada satu bait
yang saya kira ini menimbulkan banyak kontroversi, baik dikalangan Ulama’
maupun masyarakat awal, yaitu bait yang berbunyi “ Kafire dewe ra digatekne”.
Nah bagaimana penjelasan dari bait ini Gus, bukannya devinisi orang kafir itu
adalah orang orang yang bukan Islam ?
Sering kali kita
ini dan saya menemukan perenungan. Kenapa ya kita ini dengan mudahnya melihat
kekurangan, kelemahan dari orang lain tanpa pernah kita melihat kekurangan dan
kelamahan diri sendiri. Mudah sekali kita menyalahkan orang lain, menjelek
jelekan orang lain, menganggap orang lain itu sesat bahkan kita mengkafir orang
lain. Ya itu berlandas karena dari awal kami mendirikan Majlis Ta’lim kami
selalu di cap kafir, melenceng dari ajaran Islam padahal mereka belum melihat
realitanya. Padahal mereka juga tau tentang hadis yang berbunyi “barang siapa
yang menuduh saudaranya kafir, maka dialah yang kafir”. Tetapi kita sebenarnya
dalam memaknai kafir pemahaman kita perlu untuk diluruskan. Karena sebenarnya
bisa dikatakan orang kafir adalah orang yang mengkufuri nikmat. Ketika kita
diberi nikmat tetapi kita tak bersyukur maka kita bisa disebut kufur nikmat ,
kemudian juga ketika hati kita resah dan gelisan kita terllau mencintai dunia
maka kita juga itu sudah dalam kedaan kafir, bahkan Rasulullah sendiri
menyebutkan bahwa kadang kadang kimanan kita ini naik turun. Sering kali kita
itu sore mukmin pagi kafir, ya kufur nikmat dan ini bisa menjangkin semua
manusia dan jin, kafir kan sifatnya dan ini bisa terjadi kapan saja. Dan ketika
kita mengeluh kepada selain Allah pada saat itu juga kita kafir ya walaupun KTP
nya Islam, karena sebenarnya banyak sekali orang Islam tetapi belum Islam.
Sebelumnya maaf
Gus, Bisa dikatakan Syiir Tanpo Waton itu meledak setelah wafatnya Gus Dur, dan
banyak sekali orang yang yang belum mengetahui sebenrnya panjenenganlah yang
menciptakan dan melantunkan lagu syiir itu. Mereka semua yakin bahwa ini adalah
karya terbesar dari mendiang Gus Dur sebelum beliau wafat, lantas bagaimana
tanggapan dari Gus Nizam sendiri ?
Saya pribadi
sebenarnya tidak pernah mempersoalkan tentang itu, bahkan saya bangga ketika
Syiir Tanpo Waton ini dinisbatkan kepada satu tokoh yang sangat saya kagumi
ketika saya kecil sampai sekarang. Dan saya tidak mempersoalkan tentang itu kan
yang penting bisa diterima oleh masyarakat muslim. Bahkan soal Syiir ini
sebenarnya kalau ada orang yang ingin merasa memiliki saya pribadi tidak akan
mempersoalkan tentang ini, monggo. Tetapi begini, awal dari meledaknya Syiir
ini adalah awalnya ketika ada pengajian di Malang yang dikaji oleh salah satu
Kyai disana dan beliau membawa VCD yang diberi nama Gus Dur Bersyiir beserta
diwajibkan kepada Jama’ahnya untuk melantunkannya dan setelah ini berkembang
hingga saat ini. Toh sebenarnya saya tidak masalah Syiir Tanpo Waton ini mau
diakui oleh siapapun. Tetapi malahan pengurus pengurus pesantren disinilah dan
dari Jama’ah saya yang menjadi pengacara yang tidak terima ketika Syiir ini di
nisbatkan oleh orang lain, sehingga mereka menghakpatenkan Syiir ini agar tidak
ada lagi yang mengaku lagi, kalau saya sendiri ya tidak ada apa apa dan sama
sekali tidak masalah tentang siapapun yang mau mnisbatkan Syiir ini.
Dan yang terakhir
Gus, pesan pesan panjenegan untuk semua kalangan terutama untuk para santri
yang sedang menuntut ilmu di pesantren ?
Kenalilah Allah,
pesan saya monggo melahirkan jiwa Muhammad dan mewujudkan pakartining Gusti,
melahirkan jiwa Muhammad yaitu yang suka sesuatu yang positif tetapi tidak menyukai
yang negatif. Contohnya suka menolong tapi tidak suka ditolong, suka memberi
tapi tidak suka diberi, suka memberi tapi tidak suka diberi, mengasihi tapi
tidak suka dikasihi. Harus punya jiwa kesatria, suka dihina juga tapi tidak suka
menghina dan ini bukan lantaran pengen dihina tetapi selalu tabah dan lapang
dada, ingatlah ketika kita menegakan kebenaran pasti akan banyak sekali
halangan halangan yang menghadang kepada kita yang selalu menghina kita dan
pasti siapa yang berjalan di jalan kebenaran pasti akan banyak sekali yang
menfitnah dan menghalangi. Rosulullah saja selalu mendapatkan kejelekan
kejelekan seperti ini, padahal cara Nabi Muhammad saat itu sangat arif, bijak,
damai dalam berdakwahnya. Dan ketika kita benar benar hanya bergantung kepada
Allah maka kita tidak akan pernah takut dalam menegakan kebenaran dan
menghadapi musuh musuh yang mengganggu. “ ngelahiraken jiwa muhammad lan
mujudaken pakartine Gusti”.(Pr)
Kontributor : Prio
Nur (Pimpinan Redaksi Majalah Tebuireng)
Wawancara lengkap bisa dilihat di http://tebuireng.org
ayah saya sering putar lagunya
BalasHapushehehe
Baik untuk dibuat merenungi hidup
Hapus