Asupan awal kedalam tubuh Rasulullah adalah
udara segar pada waktu subuh. Beliau bangun sebelum subuh dan
melaksanakan qiyamul lail. Para pakar kesehatan menyatakan, udara
sepertiga malam terakhir sangat kaya dengan oksigen dan belum terkotori
oleh zat-zat lain, sehingga sangat bermanfaat untuk optimalisasi
metabolisme tubuh. Hal itu sangat besar pengaruhnya terhadap vitalitas seseorang dalam aktivitasnya selama seharian punuh.
Kesehatan merupakan aset kekayaan yang tak ternilai harganya. Ketika
nikmat kesehatan dicabut oleh Allah SWT, maka manusia rela mencari
pengobatan dengan biaya yang mahal bahkan ke tempat yang jauh sekalipun.
Sayangnya, hanya sedikit orang yang penduli dan memelihara nikmat
kesehatan yang Allah SWT telah anugerahkan sebelum dicabut kembali
oleh-Nya.
Rasulullah saw pernah bersabda
"Dua nikmat yang sering kali manusia tertipu oleh keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang".
(HR Bukhari, Imam Ahmad dan Imam Turmudzi).
Dalam hadist lain disebutkan Rasulullah saw bersabda, "Nikmat yang
pertama kali ditanyakan kepada seorang hamba pada hari kiamat kelak
adalah ketika dikatakn kepadanya, "Bukankah Aku telah menyehatkan
badanmu serta memberimu minum dengan air yang dingin?"
(HR Turmudzi dan Hakim).
Menurut Indra Kusumah SKL, S.Psi dalam bukunya "Panduan Diet ala
Rasulullah", kesehatan sering dilupakan, padahal ia seakan-akan bisa
diumpamakan sebagai mahkota indah diatas kepala orang-orang sehat yang
tidak bisa dilihat kecuali oleh orang-orang yang sakit.
Dalam
berbagai aktivitas dan pola kehidupan Rasulullah saw memang sudah
dirancang oleh Allah SWT sebagai contoh teladan yang baik (uswah
hasanah) bagi semua manusia. Teladan ini mencakup berbagai aspek
kehidupan termasuk dalam hal pola makan yang bermuara pada kesehatan
tubuh secara keseluruhan.
Sepintas masalah makan ini tampak
sederhana, namun ternyata dengan pola makan yang dicontohkan Rasulullah
saw. Beliau terbukti memiliki tubuh yang sehat, kuat dan bugar.
Ketika Kaisar romawi mengirimkan bantuan dokter ke Madinah, ternyata
selama setahun dokter tersebut kesulitan menemukan orang yang sakit.
Dokter tersebut bertanya kepada Rasulullah saw tentang rahasia kaum
muslimin yang sangat jarang mengalami sakit.
Rasulullah saw bersabda,
"Kami adalah kaum yang tidak makan kecuali sudah betul-betul lapar dan apabila makan, kami berhenti sebelum kekenyangan."
(Al Hadist)
Seumur hidupnya, Rasulullah hanya pernah mengalami sakit dua kali
sakit. Pertama, ketika diracun oleh seorang wanita Yahudi yagn
menghidangkan makanan kepada Rasulullah saw di Madinah. Kedua, ketika
menjelang wafatnya.
Pola makan seringkali dikaitkan dengan
pengobatan karena makanan merupakan penentu proses metabolisme pada
tubuh kita. Pakar kesehatan selama ini mengenal dua bentuk pengobatan
yaitu pengobatan sebelum terjangkit penyakit atau preventif (ath thib Al
wiqo'i) dan pengobatan setelah terjangkit penyakit (at thib al'ilaji).
Dengan mencontoh pola makan Rasulullah saw, kita sebenarnya sedang
menjalani terapi pencegahan penyakit dengan makanan (attadawi bil
ghidza).
Hal itu jauh lebih baik dan murah daripada harus
berhubungan dengan obat-obat kimia senyawa sintetik yang hakikatnya
adalah racun, berbeda dengan pengobatan alamiah Rasulullah saw melalui
makanan dengan senyawa kimia organik.
[[Beberapa gambaran pola hidup sehat Rasulullah berdasarkan berbagai riwayat yang bisa dipercaya, sebagai berikut:]]
1. Di pagi hari, Rasulullah saw menggunakan siwak untuk menjaga
kesehatan mulut dan gigi. Organ tubuh tersebut merupakan organ yang
sangat berperan dalam konsumsi makanan. Apabila mulut dan gigi sakit,
maka biasanya proses konsumsi makanan menjadi terganggu.
2. Di
pagi hari pula Rasulullah saw membuka menu sarapannya dengan segelas air
dingin yang dicampur dengan sesendok madu asli. Khasiatnya luar biasa.
Dalam Al Qur'an, madu merupakan syifaa (obat) yang diungkapkan dengan
isim nakiroh menunjukkan arti umum dan menyeluruh. Pada dasarnya, bisa
menjadi obat berbagai penyakit. Ditinjau dari ilmu kesehatan, madu
berfungsi untuk membersihkan lambung, mengaktifkan usus-usus dan
menyembuhkan sembelit, wasir dan peradangan.
3. Masuk waktu
dhuha (pagi menjelang siang), Rasulullah saw senantiasa mengonsumsi
tujuh butih kurma ajwa' (matang). Rasulullah saw pernah bersabda,
"Barang siapa yang makan tujuh butir kurma, maka akan terlindungi dari
racun". Hal itu terbuki ketika seorang wanita Yahudi menaruh racun dalam
makanan Rasulullah pada sebuah percobaan pembunuhan di perang khaibar.
Racun yang tertelan oleh Rasulullah saw kemudian dinetralisir oleh
zat-zat yang terkandung dalam kurma. Salah seorang sahabat, Bisyir ibu
al Barra' yang ikut makan tersebut akhirnya meninggal, tetapi Rasulullah
saw selamat dari racun tersebut.
4. Menjelang sore hari, menu
Rasulullah biasanya adalah cuka dan minyak zaitun. Selain itu,
Rasulullah juga mengonsumi makanan pokk seperti roti. Manfaatnya banyak
sekali, diantaranya mencegah lemah tulang, kepikunan di hari tua,
melancarkan sembelit, menghancurkan kolesterol dan melancarkan
pencernaan. Roti yang dicampur cuka dan minyak zaitun juga berfungsi
untuk mencegah kanker dan menjaga suhu tubuh di musim dingin.
5. Di malam hari, menu utama makan malam Rasulullah adalah
sayur-sayuran. Beberapa riwayat mengatakan, Rasulullah saw mselalu
mengonsumsi sana al makki dan sanut. Menurut Prof. Dr. Musthofa, di
Mesir deudanya mirip dengan sabbath dan ba'dunis. Mungkin istilahnya
cukup asing bagi orang di luar Arab, tapi dia menjealskan, intinya
adalah sayur-sayuran. Secara umum, sayuran memiliki kandungan zat dan
fungsi yang sama yaitu menguatkan daya tahan tubuh dan melindungi dari
serangan penyakit.
6. Rasulullah saw tidak langsung tidur
setelah makan malam. Beliau beraktivitas terlebih dahulu supaya makanan
yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan baik sehingga mudah
dicerna. Caranya juga bisa dengan shalat. Rasulullah saw bersabda,"
Cairkan makanan kalian dengan berdzikir kepada Allah SWT dan shalat,
serta janganlah kalian langsung tidur setelah makan karena dapat membuat
hati kalian menjadi keras". (HR Abu Nu'aim dari Aisyar r.a).
7. Disamping menu wajib diatas, ada beberapa makanan yang disukai
Rasulullah tetapi tidak rutin mengonsumsinya. Diantaranya, tsarid yaitu
campuran antara roti dan daging dengan kuah air masak. Beliau juga
senang makan buah yaqthin atau labu air, yang terbukti bisa mencegah
penyakit gula. Kemudian, beliau juga senang makan buah anggur dan hilbah
(susu).
8. Rasulullah saw sering menyempatkan diri untuk
berolahraga. Terkadang beliau berolahraga sambil bermain dengan anak-ana
dan cucu-cucunya. Pernah pula Rasulullah lomba lari dengan istri
tercintanya, Aisyah r.a.
9. Rasulullah saw tidak menganjurkan
umatnya untuk bergadang. Hal itu yang melatari, beliau tidak menyukai
berbincang-bincang dan makan sesudah waktu isya. Biasanya beliau tidur
lebih awal supaya bisa bangun lebih pagi. Istirahat yang cukup
dibutuhkan oleh tubuh karena tidur termasuk hak tubuh.
10. Pola
makan Rasulullah saw ternyata sangat cocok dengan irama biologi berupa
siklus pencernaan tubuh manusia yang oleh pakar kesehatan disebut
circadian rhytme (irama biologis).
Sumber Patut Anda Ketahui
Tidak ada komentar:
Posting Komentar