Belumlah bubar para tamu Brudin menarik tangan istrinya kedalam kamar,
Dengan penuh semangat Brudin segera mengunci pintu kamar, Brudin tak lagi basa-basi, dia bopong istrinya keatas kasur yang empuk dipenuhi taburan bunga-bunga dengan aroma yang wangi dan menggoda.
Puncak hasrat Brudin untuk menikmati malam pertamanya tak tertahan lagi membuat nafas Buna tersengal-sengal karena kewalahan menghadapi ciuman brudin yang membabi buta, satu demi satu pakaian bunapun dipreteli hingga tersisa selimut saja yang menutupi kedua tubuh mereka.
Tibalah saat dimana Brudin harus menancapkan tongkatnya diantara dua gunung kembar milik Buna.
Tiba-tiba dan tanpa terpikirkan sebelumnya Buna menegur Brudin dengan senyum dan suara lirih menggoda "Maaa..s belum ucapkan salam!".
Karena terburu-buru dan tanpa berpikir Brudinpun mengucapkan salam sekenanya diikuti deru nafas yang tidak beraturan "Assalamualaikum ya ahlad-diyar!"
Sontak saja Buna menjawab dengan nada kasar "Waalaikum salam ya ahlil kubur". Seraya meraih pakaiannya serta mengenakannya Buna menimpali "belum apa-apa sudah mendoakan orang untuk mati!". Sambil berlalu keluar dari kamar.
Brudin hanya bisa melongoh sambil berpikir dan menggerutu dalam hati "Emang guwe salah ngomong ya???!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar